Zat adiktif adalah bahan yang ditambahkan dalam makanan atau minuman, dapat berupa pengawet, pewarna, pembuat kenyal atau renyah, pemanis, penambah rasa gurih atau tambahan lain yang bertujuan untuk meningkatkan nilai dari produk pangan. Zat adiktif yang berasal dari bahan alami atau sesuai dengan standar pangan tentu saja aman, tetapi kebanyakan jajanan makanan menggunakan zat adiktif sintetis dengan kadar yang melebihi ambang batas normal. Ketua tim ahli komisi perlindungan anak indonesia (KPAI) Rachmat Sentika mengatakan berdasarkan survei yang dikutip dari laman KPAI, sekitar 68 persen jajanan anak disekolah memiliki kandungan bahan kimia berbahaya.
Dampak zat berbahaya
Mengizinkan anak mengkonsumsi makanan berzat adiktif berbahaya sama saja dengan memasukan racun kedalam tubuh anak. Lalu apa saja zat berbahaya tersebut? Sebagai contoh pewarna tekstil rhodamin b dan pemanis buatan saccharin yang biasa terdapat pada saus, minuman, sirup, es krim dan permen memang memberikan tampilan yang menarik pada makanan. Bagi penjual makanan ini berpengaruh pada murahnya ongkos produksi, dan tentu berbanding terbalik dengan resiko bagi anak. Pada jangka tertentu zat adiktif berbahaya bisa mempengaruhi kesehatan anak sehingga berpotensi mengalami gangguan emosi, konsentrasi, dan hiperaktif, karies gigi dan kanker pada jangka panjang. Itulah beberapa bahaya dibalik makanan yang mengandung zat adiktif.
Contoh lain adalah pengawet seperti formalin atau perasa seperti mono sodium glutamat atau MSG yang sering ditemukan pada jajanan bakso, tahu, martabak, keripik atau makanan ringandan gorengan. Zat ini berpotensi berbahaya terhadap perkembangan saraf otak, penyakit radang tenggorokan, gangguan hati, ginjal dan kanker jika terakumulasi dalam jumlah besar dan waktu yang panjang.
Masalah lain terkait dengan jajanan makanan adalah aspek kebersihan dari jajanan, lingkungan tempat berjualan maupun pedagang. Sering ditemukan air yang digunakan adalah air mentah, minyak yang dipakai berulang, makanan dijual tanpa pembungkus ditempat terbuka yang banyak debu, lalat atau mikroorganisme yang tidak terlihat. Maka tidak heran penyakit yang sering ditemukan pada anak-anak adalah seputar pencernaan; mual, muntah, diare dan thypus atau demam karena terinfeksi oleh mikroorganisme asing. Jadi perlu waspada kita sebagai orang tua karena bahaya makanan jajanan di sekitar kita mengintai anak-anak kita.
Imbangi dengan asupan tepat
efek zat berbahaya pada makanan seringkali tidak muncul segera setelah konsumsi, kecuali pada anak yang meiliki sensitifitas yang tinggi terhadap bahan kimia yang terkandung dalam makanan. Pada anak-anak seperti ini, konsumsi bahan-bahan tersebut akan langsung berpengaruh pada kesehatannya sehingga mengalami diare, mual, muntah, sakit kepala dan ganggungan pencernaan. dalam jangka panjang, setiap anak memiliki efek resiko yang berbeda sesuai proses tumbuh kembangnya. Hal ini baru akan terlihat setelah beberapa tahun kemudian dan bersifat permanan. Saat ini telah banyak dilaporkan sebagai efek akumulasi, misalnya penurunan sistem imuntubuh secara keseluruhan, reaksi alergi, penyakit degenaratif, seperti gagal ginjal, gangguan jantung, diabetes hingga resiko kanker organ.
demikian besar efek yang ditimbulkan dari konsumsi zat adiktif. Tentu kondisi ini menjadi lebih memprihatinkan jika menimpa anak-anak yang memiliki daya tahan tubuh dan sistem pencernaan yang belum sempurna. Zat adiktif diibaratkan seperti zat asing yang masuk kedalam tubuh sehingga tubuh akan merespon dengan meningkatkan sistem pertahanan untuk menghalau zat tersebut. Jika anak meiliki respon pertahan tubuh yang baik termasuk pada saluran cernanya, maka zat adiktif akan dibuang bersamaan dengan ampas makanan atau melalui air seni.
K-LINK memberikan solusi dalam mengatasi zat adiktif yaitu dengan K-Kids. K-Kids merupakan solusi terbaik untuk hal tersebut. Kandungannya dapat membantu anak membangun keseimbangan respon pertahanan tubuh. K-Kids dengan kandungan omega 3 nya dapat melindungi bagian-bagian sel saraf otak dari kerusakan jaringan karena zat adiktif. Pada konsumsi rutin 1 kapsul lunak perhari sampai usaia 10 tahun, InsyALLAH K-Kids akan melindungi anak dari efek jangka pendek maupun jangka panjang dari zat adiktif. Pertumbuhan dan perkembangan maksimal, kecerdasan otakpun akan lebih optimal.
- Distributor 90.000 wilayah A, dan 96.000 untuk wilayah B
- Konsumen/non member K-Link adalah 106.000 untuk wilayah A, dan 113.000 untuk wilayah B